Ahli matematika Muslim fenomenal di era keemasan Islam ternyata
bukan hanya Al-Khawarizmi. Pada abad ke-10 M, peradaban Islam juga pernah
memiliki seorang matematikus yang tak kalah hebat dibandingkan Khawarizmi.
Matematikus Muslim yang namanya terbilang kurang akrab terdengar itu bernama
Abul Wafa Al-Buzjani. “Ia adalah salah satu matematikus terhebat yang dimiliki
perabadan Islam,” papar Bapak Sejarah Sains, George Sarton dalam bukunya
bertajuk Introduction to the History of Science.
Jumat, 28 Oktober 2011
Manisnya iman, pedihnya kufur
“Ada tiga perkara yang
apabila ketiganya terdapat pada diri seseorang, ia tentu mendapatkan manisnya
iman; Allah dan rosul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya, mencintai
seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran setelah
Allah selamatkan dia sebagaimana ia tidak suka dilempar ke dalam api "
(HR. Muslim) 1)
Manisnya Iman
Hadits ini merupakan kaidah
agung dalam Islam. Manisnya iman yakni perasaan nikmatnya hidup, indahnya hidup
yang timbul karena sebab keyakinannya dan ketaatannya kepada Allah ta’ala. Dan
dia rela menanggung derita ujian dan cobaan sesaat karena sebab keimanannya,
karena iman pasti diuji. dan ia tetap ridho Allah sebagai Robb, Muhammad
sebagai rosul, Al-Qur’an sebagai petunjuk, dengan apapun yang dihadapinya.
Karena dengan imannya, semua berujung pada hasil kebahagiaan yang hakiki. 2)
Yang akan mampu merasakan
hal tersebut hanyalah mereka yang mengutamakan keimanannya daripada apapun. Ia
utamakan cintanya kepada Allah dan rosul-Nya daripada cintanya kepada
benda-benda. Ia lebih mengutamakan seruan Allah dan Rosul-Nya dengan menunaikan
perintahperintah- Nya dan menjauhi larangan-Nya dari pada ajakan hawa nafsu.
Al-Qodhi ‘iyadh berkata;
yang mampu merasakan manisnya iman hanyalah mereka yang cinta dan taat secara
tulus kepada Allah dan rosul-Nya. Dan hanya inilah yang menjadikan jiwanya
tentram, dadanya lapang, kesulitan-kesulitannya menjadi mudah. Hanya orang yang
seperti ini saja bias merasakan lezatnya iman. 3) Sementara yang lain tidak.
Lebih mencintai Allah dan
Rosul-Nya
Lalu apa tanda seseorang
itu dicintai Allah?. Sebab setiap sesuatu itu memiliki sifat dan tanda. Sebagaimana
yang dinyatakan oleh Ibnu Mas’ud; setiap sesuatu itu memiliki ciri-ciri dan
tandatanda. Dalam hal ini syeikh al-Hakami ditanya; apa tanda seorang hamba itu
dicintai Allah ? Ia berkata; yaitu ia mencintai setiap apa yang Allah dan
rosulullah cintai, ia juga membenci apa saja yang Allah dan rosulullah benci.
4) Cinta dan bencinya telah tunduk dibawah wahyu, jauh dari cinta karena hawa
nafsu.
Al-Qodhi ‘iyadh berkata;
tanda seseorang mencintai Allah yaitu hatinya mampu untuk selalu menerima
seruan-seruan Allah, jiwanya dipenuhi ketaatan kepada-Nya. Ia mencintai
sesuaatu yang Allah cintai serta membenci apa yang Allah benci. Sebagaimana
firman Allah;
“Dan dari manusia itu ada
yang menjadikan selain Allah sebagai sekutu-sekutu yang mereka mencintainya sebagaimana
mencintai Allah. Dan orang-orang yang beriman teramat sangat cintanya kepada
Allah” (QS. Al-Baqoroh: 165) 5)
Al-Qodhi ‘iyadh berkata;
Cinta (mahabbah) adalah kecenderungan hati untuk melakukan sesuatu yang sesuai
dengan apa yang disukai oleh yang dicinta. Kecenderungan itu sendiri terasa
nikmat dan dianggap baik, misalnya yang lumrah diketahui; mencintai wajah
rupawan, bacaan qur’an yang merdu, rasa lezat makanan, kendaraan tunggangan
yang kuat dan seterusnya. 6)
Namun ada tingkatan cinta
yang lebih tinggi yakni yang lebih mengedepankan sisi dalam (inner) seperti;
rasa cinta kepada yang memiliki sifat adil, bijaksana, tanggung jawab, bisa
diandalkan, lapang dada, empati, pema’af, akhlaq yang baik, dermawan,
penyayang, pelindung dan sebagainya. Padahal semua sifat mulia ini telah ada
pada asmaul husna Allah. Juga pada diri rosulullah yang disebutkan Allah
memiliki Akhlaqul karimah 7)
Oleh karena itu rosulullah
bersabda;
“Tidaklah beriman salah
seorang di antara kalian sehingga Aku (rosulullah) lebih dicintainya melebihi
orangtuanya, anaknya dan manusia seluruhnya.” (HR. Bukhory).8)
Sebab rosulullah memiliki
derajat kesempurnaan, menunjuki manusia ke jalan petunjuk, mengajari manusia
untuk tunduk kepada yang maha Pecinta, menyucikan mereka dari perilaku buruk
kepada ketinggian adab, menerangi manusia dengan cahaya bahwa siapa saja yang
mentaatinya akan dimasukkan surga, sebaliknya siapa yang bandel dan ogah-ogahan
beriman akan dicampakkan ke dalam neraka. (Akhir keterangan Qodhi ‘iyadh) 9)
Orang yang beriman akan
merasakan manisnya iman apabila hanya Allah dan rosulullah yang paling ia
cintai. Dan mencintai Allah dan rosul-Nya mengharuskan adanya penghormatan,
ketundukan dan pengagungan. Mendahulukan firman dan sabdanya atas segala ucapan
manusia. Siapapun dia.
Dengan demikian kelak di
hari kiyamat tidak akan diterima alasan-alasan mereka yang lebih mencintai
materi bumi dari pada Allah dan rosulullah. Yang lebih mencintai rumahnya,
pabriknya, jabatannya, karirnya, sawah-ladangnya, kendaraannya. Juga ternaknya.
Memang setiap orang pasti mencintai dunia sebagai pembawaan insting. Namun
tidak semua orang mau serta mampu mencintai Allah dan rosul-Nya.
Sebagaimana Allah
berfirman;
“Dijadikan indah bagi semua
manusia cinta syahwat kepada wanita-wanita dan anak-anak dan harta perhiasan
dari emas dan perak dan kuda kendaraan dan ternak-ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup dunia. Dan di sisi Allah ada tempat yang lebih baik”
(QS Ali Imron: 14) 10)
Mencintai seseorang karena
Allah.
Mencintai seseorang karena
Allah adalah mencintai sesama muslim. Dan tidak pantas seorang muslim mencintai
musuh Allah. Sehingga mencintai sesama muslim berarti menjalin hubungan baik
bersama mereka dengan saling menghargai mereka, dengan menasehati, saling
memberi, memuliakan dan tidak mendholimi, tidak menyakiti, tidak merusak
kehormatannya, tidak mengusik ketentramannya, harta dan darahnya. 11)
Jika seseorang telah jelas
nampak mentaati Allah dan rosul, menjauhi dosa-dosa, tampak secara lahir selalu
berusaha menyempurnakan diri menjadi hamba Allah yang baik, maka alasan apalagi
untuk tidak mencintainya?
Sebab kenyataannya masih
ada sekelompok yang saling meng-hajr (menjauhi), saling memvonis, tidak saling
memperbaiki, justru saling men-takfir, kasar, dan jauh dari adab dakwah yang
hikmah. Yang diberikan justru fitnah bukan maslahat. Kedholiman bukan keadilan.
Perilaku yang jalang bukan akhlak mulia. Tidak pernah disampaikan dakwah dan
nasehat.
Benci kepada kekufuran
Ia benci menjadi kafir di
suatu saat, takut murtad setelah muslim, takut keimanannya berkurang menjadi
minus. Lebih baik ia memilih dilempar ke dalam api dari pada menjadi yahudi,
atau nashrani atau majusi. Atau ia lebih rela dibakar api daripada menjadi
kafir. 12)
Dengan demikian nabi
seakan-akan bersabda bahwa terbakarnya badan dengan bara api itu lebih ringan
baginya daripada harus menanggung resiko kufur. Bahkan seandainya orang-orang
kafir yang kaya raya di dunia ini diperlihatkan pedihnya siksa yang akan
diterimanya kelak niscaya ia akan berusaha menebusnya dengan semua harta
kekayaannya hingga sepenuh bumi. 13)
Meski mereka secara
lahiriyah tampak begitu enak, bisa mengenakan pakaian yang bagus-bagus, makan
yang enak-enak, bertempat tinggal dengan fasilitas yang mewah-mewah, namun
sebenarnya hatinya selalu gelisah dengan sebab kesasatnya. Bagi mereka siksa
yang pedih di akhirat14),. Balasan yang akan dia rasakan di dunia adalah
kalutnya fikiran15), hati yang sakit16), umur yang tersia-sia17), amalan yang
percuma18), lelahnya badan, pahitnya hidup19), sempitnya urusan 20), beratnya
beban 21), dan kehidupan sehari-hari yang selalu diliputi dengan kegalauan dan
kegamangan.22)
Do’a
Semoga kita semua mampu
meraih tiga kaidah utama kelezatan hidup ini. Sebab hal ini merupakan sebuah
derajat yang tinggi bagi seorang muslim agar mencapai kesempurnaan dan
kebahagiaan hidup. Dunia akhirat.
Hikmah Puasa Ramadhan
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusiadan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda . Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan, maka hendaknya mengganti sebanyak hari yang ditinggalkannya pada harihariyang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu membesarkan Allah ataspetunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur"(QS. Al-Baqoroh: 185) 1) 2)
Kemuliaan Ramadhan
Dinamakan Ramadhan sebab
pada bulan ini dosa-dosa dan kesalahan dibakar (Romadh), keinginan hawa nafsu
dikekang, melaksanakan ketaatan dan mengharap pahala dari Allah dengan menahan
diri (shiyam) dari apa –apa yang membatalkan sejak fajar hingga terbenamnya
matahari.
Bulan Ramadhan merupakan
karunia besar bagi hamba-hamba Allah, sebab di dalamnya terdapat manfaat yang
sangat banyak. Diantara manfaatnya adalah dihapuskannya dosa-dosa antara
Ramadhan dengan Ramadhan yang lain. Dan ibadah puasa itu telah disyari’atkan
kepada manusia sejak zaman purba hingga sekarang.
Ramadhan merupakan bulan
yang paling mulia dalam perjalanan bulan-bulan dalam setahun. Karena nilai
pahala ibadah pada bulan ini dilipat gandakan oleh Allah daripada bulan yang
lain. Maka hendaknya setiap muslim menyegerakan amal dalam bulan ini,
menyempurnakan ibadahibadah, memperbaiki kekurangan-kekurangan. Misalnya dengan
bersedekah, tadarus Al-Qur’an,berdzikir, qiyamul-lail, berakhlaq baik dan
sebagainya.Di antara kemulian bulan ini juga adalah adanya malam
Lailatul-qodar, yang 1 malam nilainya lebih baik dari 1000 bulan atau lebih dari
83 tahun.
Puasa Ramadhan dengan
segala amal ibadahnya berupa tarawih, dzikir, infaq, I’tikaf, membaca al-Qur’an
dan lainnya tentu akan mampu menghantarkan manusia menjadi taqwa. Sebab
Ramadhanmerupakan bulan tarbiyah, mendidik hawa nafsu, menempa keinginan,
kepentingan, prinsip hidup,sudut pandang, agar tunduk semata-mata kepada Allah
swt.
Hikmah disyari’atkannya
puasa adalah agar manusia menjadi bertaqwa. Sebab puasa adalah merupakan
penyebab utama agar mencapai ketaqwaan. Yaitu melaksanakan perintah-perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya. Syari’at puasa menjadi penyebab utama meraih
taqwa karena orang yang berpuasa mampu mentaati Allah walaupun dalam masalah
yang sebenarnya dihalalkan sebelumnya, seperti makan, minum, berhubungan badan
suami-istri dan sebagainya. Dan inilah taqwa. Orang yang membiasakan mendidik
nafsunya untuk mengikuti perintah Allah, yang sebelumnya suka diumbar.
Dari sisi medis, puasa
menjadikan sempitnya pembuluh darah, sehingga godaan syetan yang berjalan
melalui alirannya menjadi buntu. Maka dengan puasa tersebut ambisi berbuat
maksiyat melemah.
Dengan puasa pula keinginan
untuk memperbanyak ketaatan semakin kuat. Misalnya orang kaya dapat merasakan
langsung bagaimana pedihnya rasa lapar sebagaimana mendera kaum fakirmiskin. Sehingga
timbullah tanggung jawab sosialnya. Dan inilah buah taqwa. Ramadhan juga bulan
jihad, dimana puasa mengajarkan jihad melawan rayuan syetan kepada kejahatan,
ajakan hawa nafsu, menanjurkan supaya sabar, dermawan, produktif, tidak
pemarah, disiplin waktu. Puasa membentuk manusia jujur kepada diri sendiri,
mampu menahan diri dari yang dilarang Allah. Memiliki tanggung jawab, adil,
memiliki kepedulian social dan sebagainya.
Kemuliaan Al-Qur’an
Tidak kalah pentingnya,
Allah memuliakan bulan ini dari seluruh bulan yang ada karena bulan ini Allah
turunkan Al-Qur’an (Syahrul-Qur’an). Allah turunkan kitab-kitab untuk para
nabi-Nya, Taurat, Injil, Zabur dan suhuf para nabi dan rosul juga pada bulan
ini.. Agungnya Ramadhan juga karena identik dengan sifat al-Qur’an yang mulia.
Yang mengandung petunjuk (hudan), menunjukkan sesuatu yang bermanfaat bagi
manusia agar diikuti, menunjukkan mana yang bahaya (mudhorrot) bagi mereka agar
dijauhi. Menunjukkan jalan-jalan kebaikan, dan menunjukkan pula jalan-jalan
kebinasaan.
SIfat Al-Qur’an juga
menjadi pemberi penjelasan (Bayan) yang gamblang, menjelaskan jalan-jalan
keselamatan dan kebahagiaan, menjelaskan jalan-jalan kesesatan. Al-Qur’an
menjadi pembeda (Al-Furqon) atas cakupan kebaikan dan keburukan. Membedakan
mana yang haq, mana yang bathil.
Mana yang halal, mana yang
haram. Mana tauhid, mana yang syirik. Mana yang sunnah, mana yangbid’ah. Mana
yang menyebabkan kebahagian dan mana yang membinasakan. Agar manusia berfikir.
Indahnya Rukhsoh
Allah yang maha rohman dan
rohim memberikan kemudahan atau keringanan (rukhsoh), yaitu bolehnya
meng-qodho’ puasa dan diganti pada hari lain sebanyak hari yang ditinggalkan
karena sebab-sebab tertentu seperti sakit keras, perjalanan jauh, hamil dan
sebagainya. Allah tidak membebani hamba-Nya diluar kemampuannya. Seperti adanya
rukhsoh menjama’ dan meng-qoshor sholat bagi musafir, sholat dengan berbaring
bagi yang tidak kuat berdiri, bolehnya bertayammum bagi orang sakit atau
kesulitan mendapati air, bolehnya memakan makanan haram dalam keadaan dhorurot
yakni nyawanya terancam jika tidak memakannya. Dan sebagainya.
Bagi orang yang tidak mampu
berpuasa dan tidak memungkinkan pula menggantinya maka boleh menggantinya
dengan fidyah. Yaitu memberi makan fakir miskin sebanyak puasa yang ditinggalkan.
Seperti kakek-nenek yang sudah tua, orang sakit yang kemungkinan tidak
diharapkan kesembuhannya, wanita hamil yang sangat dikhawatirkan kesehatan
bayinya. Dan sebagainya.
Diriwayatkan oleh imam
Bukhori dan Muslim, bahwa pada zaman rosulullah saat beliau mengadakan
perjalanan bersama para sahabatnya, sebagian mereka ada yang tetap berpuasa,
dan sebagian yang lain tidak. Namun diantara mereka tidak ada yang saling
mencela.
Hal ini menunjukkan bahwa
syari’at Allah mengandung manfaat yang sangat banyak. Sebaliknya apa yang
dilarang Allah hakikatnya mengandung kerusakan yang luar biasa bagi jiwa dan
badan. Salah satu sifat mustahil bagi Allah adalah berbuat dan berkata sia-sia.
Maka apa saja yang difirman Allah adalah bermanfaat. Dalam hal ini rosulullah
bersabda; “Maka sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah kalamullah (Al- Qur’an),
dan sebagus-bagus petunjuk adalah petunjuk Muhammad….” (HR. Bukhory). Namun
banyak manusia yang tidak mengerti hikmah ini.
Sesungguhnya ajaran Islam
itu adalah kemudahan. Dan barangsiapa yang menentang ajaran Islam sesungguhnya
justru mempersempit hidup. Akan tetapi kebanyakan manusia mencari rekayasa
pemuasan diri dengan hawa nafsu. Padahal hal ini sejatinya adalah kehancuran
yang nyata. Yang lebih aneh lagi, mereka menyangka ajaran Islam sebagai beban,
menjadi penghalang kemajuan dan prasangka-prasangka keji lainnya.
Hendaknya bersyukur
Maka barangsiapa yang
menyaksikan bulan Ramadhan hendaknya berpuasa, yakni bagi setiap muslim yang
baligh, sehat serta mampu. Alangkah indahnya jika nilai-nlai ini mampu
terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari setelah Ramadhan. Apabila telah
kita laksanakan perintah-perintah Allah dengan taat kepada-Nya, menunaikan
kewajiban-kewajiban, meninggalkan apa yang dilarang, menjaga batasan-batasan-Nya,
maka mudah-mudahan kita menjadi orang yang bertaqwa.
Sebagian ulama ada yang
mengambil istimbat disyari’atkannya takbiran pada saat menjelang hari raya
dengan ayat ini. Sudah sepantasnya kita wajib bersyukur dengan adanya rangkaian
syari’at ibadah di bulan puasa ini. Yakni dengan membesarkan Allah dengan
banyak-banyak mengucapkan takbir, tahmid, tasbih menjelang hari kemenangan,
idul Fitri. Merayakan hari kemenangan dengan banyak bersilaturahim bersama
keluarga, sahabat, tetanga dan kaum muslimin di seluruh dunia. Taqobbalallohu
minna waminkum.
Maroji’:
1) Tafsir Ibnu Katsir.
2) Tafsir taysir karimir
Rohman
Rabu, 26 Oktober 2011
eDcoustic
Edcoustic merupakan band duo asal Bandung yang mengusung konsep musik pop inspiratif. Lahir sejak 25 Mei 2002, dengan dua personilnya yakni Aden (Vokalis) dan Eggie (Gitaris).
Album perdana “Masa Muda” dirilis Oktober 2004, telah menjadi satu fenomena diblantika musik religi Indonesia. Sejak kemunculannya yang menawarkan keunikkan tersendiri edCoustic berhasil menarik perhatian pendengar pop religi. Keunikkannya dapat terlihat dari formasi duo personilnya, karakter vocal yang khas, warna musik, juga didukung lagu yang tematik & easy listening.
Album pertama Edc telah terjual hampir 20.000 keping. Sebuah pencapaian luar biasa bagi album sekelas indie, yang hanya mengandalkan promo melalui radio segmentif diseluruh Indonesia.
3 Komponen pada manusia
Komponen pada manusia.
1. Hati
“Ketahuilah bahwa di
dalam tubuh ini terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka
baik pula seluruh anggota tubuhnya. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka
buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Segumpal darah yang di maksudkan adalah
hati.” (Hadis Riwayat Al-Bukhari).
Hati terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
Fitrah, Hati, dan Nafsu
Setiap manusia memiliki hati, nafsu dan fitrah. Ketiganya merupakan kodrat manusia.
Manusia diciptakan dengan menggabungkan roh suci yang berasal dari alam rohani
dengan jasmani hewan yang berasal dari alam nyata. Penggabungan dua unsur yang
berlawanan tersebut menghasilkan manusia yang memiliki nafsu. Hati (qalbu)
merupakan jembatan yang menghubungkan fitrah manusia dengan nafsu dan yang
menjadi pengambil keputusan dalam segala hal yang kita lakukan sehari-hari.
Nafsu dan fitrah memiliki dua kodrat
yang berlawanan. Nafsu memiliki sifat alami untuk mengotori hati manusia
sedangkan fitrah
5 Perbedaan Cinta dan Nafsu
Ini dia 5 Perbedaan cinta dan nafsu. Cara mudah
membedakan cinta dan nafsu agar tidak terkecoh. Sering sekali kita mendengar
ada orang bertanya "apa perbedaan antara cinta dan nafsu?".
"Bagaimana membedakan antara cinta dan nafsu?'. atau yang lebih parah
"cinta dan nafsu itu sama nggak sih?"
Bagi sebagian orang, mereka mengatakan cinta dan nafsu itu sama
saja. Tapi tidak menurut saya. Buat saya pribadi cinta dan nafsu jelas dua hal
yang berbeda. Meski perbedaannya sangat tipis, mungkin itu yang membuat orang
sering terkecoh, tidak bisa membedakan mana nafsu, mana cinta..?
Selasa, 25 Oktober 2011
Suara Hati dan Fitrah Manusia
Ada sebuah ungkapan
yang dikenal di kalangan orang-orang kerohanian, bahwa di dalam diri manusia
ada “ruang kosong? yang harus kita isi dengan hal-hal yang baik. Jika kita
tidak mengisinya dengan hal-hal yang baik, maka ruang kosong itu, otomatis akan
diisi dengan hal-hal yang buruk. Ibarat sebuah roda, ruang kosong itu adalah
yang menjadikannya sebagai roda. Metafor ini bisa dipakai untuk manusia: ruang
kosong itulah yang menjadikan kita berarti secara spiritual sebagai manusia.
Itulah: suara hati, atau hati nurani.
Langganan:
Postingan (Atom)