Rabu, 26 Oktober 2011

Fitrah, Hati, dan Nafsu


Setiap manusia memiliki hati, nafsu dan fitrah. Ketiganya merupakan kodrat manusia. Manusia diciptakan dengan menggabungkan roh suci yang berasal dari alam rohani dengan jasmani hewan yang berasal dari alam nyata. Penggabungan dua unsur yang berlawanan tersebut menghasilkan manusia yang memiliki nafsu. Hati (qalbu) merupakan jembatan yang menghubungkan fitrah manusia dengan nafsu dan yang menjadi pengambil keputusan dalam segala hal yang kita lakukan sehari-hari.
Nafsu dan fitrah memiliki dua kodrat yang berlawanan. Nafsu  memiliki sifat alami untuk mengotori hati manusia sedangkan fitrah
membersihkannya. Pertempuran tanpa henti di antara kedua bagian dari diri manusia inilah yang pada akhirnya menentukan bagaimana seorang manusia bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Pertempuran tersebut terjadi tanpa henti, sehingga perbuatan manusianya pun berubah-ubah tergantung dari yang mana yang sedang mengendalikan hatinya.
Nafsu dan fitrah berada di lapisan yang lebih dalam dibandingkan akal, pikir, dan rasa. Oleh karena itu, penggunaan atau kendali atas akal, pikir ataupun rasa seorang manusia, juga ditentukan oleh pemenang di antara fitrah dan nafsu. Nafsu manusia dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu rasa aku, rasa bersih diri, dan rasa minta puji. Kita tidak akan mampu mengenali apakah nafsu atau fitrah yang sedang mengendalikan hati manusia tanpa memahami ilmunya. (Keterangan lebih lanjut, silakan membaca seri Ayat-ayat Allah yang Tersirat oleh Ririn Atika)
Walaupun kita bisa mengenali nafsu, untuk mengendalikannya kita tidak akan mampu tanpa bantuan dari Allah. Allah membantu manusia mengendalikan nafsu dengan menurunkan malaikat Muqorrobin untuk setiap individu manusia di akhir jaman (saat ini). Malaikat Muqorrobin atau “malaikat yang terdekat” tidak seperti malaikat-malaikat yang sering kita dengar atau baca selama ini. Mereka menyatu dengan fitrah manusia dan membantu menembus dominasi nafsu manusia dari dalam. Untuk mendapatkan pertolongan dari malaikat Muqorrobin, manusia harus menjalankan kewajibannya, yaitu dengan melaksanakan sadar, tabah, dan sabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar